Apakah ada pilot di pesawat? Anda pasti ingat film parodi dan kultus dari tahun 80-an ini, seperti yang dirasakan penumpang dalam penerbangan Air China beberapa hari yang lalu setelah kegagalan sistem pendingin udara. Ingin menggunakan rokok elektriknya di kabin, co-pilot Boeing 737-800 hampir membuat para penumpang sesak napas.
KESALAHAN SERIUS YANG AKHIRNYA TIDAK ADA KONSEKUENSI!
Kisah ini jelas tidak akan mengembalikan citra rokok elektrik yang sudah berjuang keluar dari kontroversi. Seorang co-pilot penerbangan Air China ingin menggunakan rokok elektroniknya dalam penerbangan penuh, memutus sistem pendingin udara di pesawat, menyebabkan penurunan tingkat oksigen di kabin dengan cepat, lapor surat kabar itu The South China Morning Post.
Insiden ini terjadi di atas pesawat dari Dalian ke Hong Kong. Menurut seorang petugas keamanan bandara, kopilot yang memutuskan untuk menggunakan rokok elektriknya tidak mengatakan sepatah kata pun kepada rekan-rekannya dan mematikan AC untuk mencegah uap masuk ke kabin. Kabin kemudian diturunkan tekanannya dan masker oksigen dilepaskan.
Pesawat harus jatuh secara brutal dari 6.000 meter dalam sembilan menit dan akhirnya dapat melanjutkan penerbangannya di ketinggian yang relatif rendah 7.500 meter. Ke-153 penumpang dan seluruh kru akhirnya tiba dengan selamat.
Beberapa pakar penerbangan, bagaimanapun, mempertanyakan keputusan pilot untuk terus terbang meskipun kekurangan oksigen.
Pilot "Vaping" menyebabkan pesawat Air China terjun 7,000 m pic.twitter.com/fhWSMxnNKW
- CGTN (@CGTNOfficial) Juli 14 2018
«Tidak bertanggung jawab untuk tidak membatalkan penerbangan, mengingat masker oksigen sudah digunakan. Jika terjadi penurunan tekanan lebih lanjut, penumpang akan kekurangan oksigen.“, jelas pilot maskapai tersebut Cathay Pacific Airways, David Newbery.
Air China, tempat pesawat itu berada, telah berjanji untuk "mengadopsi kebijakan toleransi nol»Et«untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab'.